aku masih seperti yang dulu

Saat ku sadari bahwa kini aku begitu dekat dengan mu, kusadiari sesuatu bahwa inilah aku yang seperti dulu, dimana tak ada jarak diantara kita karena memang kita tidak menciptakan jarak itu. Kita begitu riuh seperti pagi menyapa bumi yang dengan iklasnya menerima setiap inci persegi cahaya-Nya.

Aku memang adalah aku, aku tidak inigin menjadi seperti dia, ia, atau yang lainnya. Meskipun terkadang imanku goyah akan persepsi bahwa kau inginkan “yang seperti dia”, “yang seperti ia”, “yang seperti lainnya” namun kini aku mengerti dan akan kucopa untuk menjadikannya konsekuensi bahwa aku adalah aku yang dulu, dimana tak ada jarak antara kita karena memang kita menciptakan jarak itu.

Bila aku pernah malakukan kebodohan, maka tolong maafkanlah, karena itu adalah identitas diriku, yang mana selalu salah sebelum menemukan kebenaran, yang selalu kalah sebelum meminang kemenangan, yang selalu ragu sebelum mendapatkan kepastian dan keyakinan.

Biarpun seperti itu aku tetaplah aku yang dulu, orang yang haus akan pengakuan identitas, lapar akan

perca kasih, pencari sesuatu yang orang sebut cinta. . .

Kemana Dana Untuk Pramuka

Sebuah usikan yang muncul akibat curhat rekan rekan ubaloka kota semarang yang tidak lagi di fasilitasi dalam kegiatannya

Sebuah tanya yang muncul dari ironi yang terungkap saat bersilaturahmi kepada pendiri ubaloka . . .

Sudah sering saya bermain dan berbagi pikiran dengan rekan rekan pramuka khususnya dengan unit bantu Pertolongan Pramuka (UBALOKA) Kota Semarang. Saya sering mendengar cerita cerita tentang bagaimana awal mereka berkecimpung, merencanakan , melakukan , dan mengevaluasi kegiatan. Sepertinya kegiatan mereka dimasa terdahulu begitu indah dan menyenangkan berbanding terbaling dengan saat ini.

Betapa tidak dulu Ubaloka yang dibentuk untuk kegiatan bakti masyaakat memiliki fasilitas dan kemudahan dalam pemenuhan sumber daya maupun sumber dana penunjang ketrampilan dan keahlian anggotanya. Dulu ubaloka kota semarang pernah memiliki satu set perlengkapan mountaineering lengkap yang mampu mengakomodir latihan anggota aktifnya yang mencapai jumlah puluhan. Berpartisipasi aktif dalam tanggap bencana, mengikuti berbagai event pramuka sebagaimana tugas utamanya sebagai unit bantu dan berbagai kegiatan latihan yang edukatif, kreatif dan rekreatif, menjadikannya ajang yang menarik bagi pengembangan mental, moral dan ketrampilan pemuda.

Saat ini yang saya hadapi adalah sebuah ironi, di saat pramuka Kota Semarang mendapat kucuran dana 750 jt dari APBD kegiatan pramuka yang seharusnya dilaksanakan tidak tercium dan terkesan sepi-sepi saja. Berbeda dengan tahun 2008 keatas yang mana kota semarang sering berpartisipasi dan meraih juara di beberapa perlombaan pramuka. Dimana dana yang sebesar itu bermuara?

Saya ambil satu fakta yang begitu memalukan (menyakitkan juga bisa dikatakan seperti itu), ubaloka Kota Semarang hanya memiliki dua tali karmentel (tali panjat gunung) yang keadaannya sudah retas dan tidak dapat digunakan lagi karena sangat tidak memenuhi standart keamanan. Memiliki enam pasang fragment of eight dan karabinernya, dan hanya memiliki dua buah webing (tali jiwa), satu set ascender dan descender, tiga tali prusik, dan tidak memiliki sama sekali perlengkapan penyelamatan di air, aneh bukan dengan alat yang seperti itu apa mugkin Ubaloka mampu menciptakan kader yang trapil dalam penyelamatan dan SAR seperti tugas yang diamanahkan oleh para pendirinya?

Lebaran 1431 kemarin, saya berkuncung ke seorang sahabat dan berbincang dengan Sang Ayah yang tak lain adalah Kak Daud Budiyatno, salah satu pendiri Ubaloka, saya sempat berbincang dengan beliau tentang beberapa hal namun perbincangan kami terkerucut pada keadaan Ubaloka Kota Semarang. Saya memang bukan anggota Ubaloka namun karena saya sering berkumpul dan berkegiatan bersama para anggota ubaloka saya tahu beberapa hal dan hal yang saya tulis diatas adalah yang saya paparkan. Beliau (kak Daud) tersirat dalam perbincangannya akan suatu keinginan untuk mampu mengubah keadaan Kwartir Cabang Kota Semarang. Belia memiliki kesan yang kurang baik (ini menurut penafsiran saya pribadi) terhadap tokoh-tokoh pengambil keputusan, hal ini dikarenakan timbal balik yang muncul dari diberikannya dana yang cukup besar dari APBD untuk Gerakan Pramuka tidak sesuai

Semoga Allah Pemilik Alam yang meluruskan ini semua, menyadarkan orang orang yang telah hilang kepekaannya, membangkitkan lagi idealismenya dan mengabulkan segala doa dan harapan agar pramuka kembali benar benar menjadi sarana pendidikan mental dan moral generasi bangsa.

19 Tahun

Satu hari setelah ulang tahun mu yang ke sembilan belas, aku ucapakan selamat untuk mu dengan segala ketulusan yang selama ini tak terungkapkan, mungkin karena tak pernah terpikirkan. Mengingatkan ku kepada lelaki yang dengan setia kau nanti diantara senyap senja dan riuh kicau fajar yang dulu ia selalu lakukan semenjak kau duduk di sekolah menengah atas. Menuggu mu selalu untuk terus dekat bersamamu, dan sekarang ia jauh, namun itu memang suatu suratan yang tak mampu ia pungkiria, ia pergi untuk menunjukkan kelayakannya menjadi seorang yang senantiasa menjagamu, meskipun ia jauh disana namun hatinya akan selalu terkait dengan hatimu, degup jantungnya seirama dengan nadi yang ada dilengan mu. Ia membuktikan diri bahwa ia akan layak dan akan datang waktunya ia pantas menjadi ayah dari anak yang kau kandung, menjadi seorang tauladan bagi buah hati yang kau timang sebagai seorang suami yang kau sayang.

Aku tak kan menyesali apa apa tentang kau, ia, tulisan ini. Aku telah mengizinkan mata ini tuk menangis, hati ini untuk menjerit, meraung-raung dan mulut ini untuk menghujat. Namun jari ku ini menahan setiap gettir yang terasa, pedih yang tercipta untuk mengutuk tuts tuts tak bersalah untuk menampilkan caci maki, sumpah serapah dan berjuhat hujat.aku kurang mahir dalam melakukan itu . . . Terbukti tulisan ini hadir dari hasil itu semua

Aku serahkan semua kepada mu untuk tetap menghubungiku,mengacuhkanku, ataupun tak menganggapku ada. Karena itu adalah hak prerogratifmu aku tak bisa seenaknya saja mengintrupsi hati dan pikiran mu . . .

Saat ini kau sudah cukup dewasa untuk memilih, menentukan dimana kau labuhkan hatimu dan dimana kau cari pelaut yang pantas mengemudikan perahu yang kau bangun diatas kesucian janji, iman dan islam yang menjsi nafasĀ  snubari mu. Aku hanya berpasan, kuatkan lah iman mu, taatilah imam mu dan percayalah bahwa memang ia yanga merupakan pilihan terakhir, dan jadikan ia pilihan satu satunya bagimu baik dalam suka maupun duka

Tenanglah tak akan ada llagi air mata dariku, karena aku memang bahagia kau bersamanya, dan semoga itu tetap seperti ini untuk selamanya

Terucap salam yang indah bersama surga dan segenap penghuninya arum & dian

Tribute to Septiani

Aku rindu aroma melati ituĀ  . . .

Aroma yang lekat akan perjalanan panjang

Terajut bersama kesalahpahaman

Duka dan nestapa

Terasa bagai kemarin

Ku tinggalkan kau yang bertahtakan salib selatan

Dengan aroma melati yang mekar bersamaan

Akan aku kenang dan ku simpan

Seluruh keping keping penyusun kenangan

Meski ada yang hilang

Dan akan ada yang tidak akan diketemukan

Ku syukuri kenyataan

Bahwa bersaksi salib selatan

Aku pernah bertandang

Menuju rumah penuh harapan

Meniti jalan penuh kenangan

Meskipun tak pernah sampai tujuan . . .

Di Ujung Musim II

Sekilas silhoulet jingga tampak di ujung cakrawala timur

Perlahan menjadi jelas apa yang akan terjadi

Usik merpati yang kejutkan pagi, decak ayam berkokok tunjukkan diri

Bersama datangnya embun

Bersama datangnya kabut

Bersama datangnya rasa itu

Bersama mengisi relung relung tak berisi

Apakah kau juga merasakan hal yang sama

Begitu indah induk ayam yang berjalan mencari makan

Begitu patuh riuh anak anak menyertainya

Mungkinkah kau juga merasakan hal yang sama

Di Ujung Musim I

Serindang pohon asoka

Damai berdiri sendiri setegar karang

Serapuh pucuk dandelion

Terbawa badai terbalut gontai

Penuh duri bagai mawar

Menjunjung trahnya dengan menjaga kesucian

Aku beruntung . . .

Diantara coklat ilalang yang mengering

Tunduk atas titah yang Tuhannya berikan

Diantara bulir embuh hari pertama bulan juli

Sepucuk melati telah mekar di akhir musim penghujan

Angin selatan mulai berhembus

Bersama waluku yang mulai hilang terganti pagi

Mengundang kawanan cumulus yang begitu indah

Mengukir langi tak bertepi

Bersama fajar pertama di musim ini

Aku berjanji . . .

menulis lagi

ini awal cerita antara kucing yang tak bisa berenang dengan kuda laut, entah bagaimana tuhan mempertemukan mereka namun beginilah adanya.

Hello world!

Welcome to WordPress.com. This is your first post. Edit or delete it and start blogging!